Bijaklah dalam memanfaatkan fasilitas kredit dari bank. Akan lebih balk jika penggunaan kredit dari bank untuk pengembangan usaha, bukan untuk menjadi modal awal usaha. Terlepas dari jenis kredit apa seperti kredit tanpa jaminan, dan sebagainya.
Menurut Irdawati, pemilik Scortha Woods yang menjual berbagai produk furnitur kayu Jati, memakai kredit bank akan lebih membantu dalam mengembangkan usaha. "Sebab, kita sudah tahu untung dan ruginya usaha kita, sehingga besarnya pinjaman dan cicilan yang dibayarkan bisa terukur." katanya.
Itu yang dilakukan Irdawati ketika mendapat tawaran kredit dari Bank DKI pertama kali sebesar Rp 50 Juta pada tahun 2005. Kala Itu dia membutuhkan modal untuk membuka cabang dan pihak Bank DKI memberi kemudahan dalam pemberian kredit serta program pelatihan manajemen keuangan.
Hasilnya, usaha Irdawati maju. Dia lalu melebarkan sayap usahanya dengan kembali meminjam modal dari Bank DKI sebesar Rp 200 juta, tiga tahun kemudian.
"Usaha saya cepat maju dan bisa mendapat kemu- dahan meminjam lagi karena tak pernah bermasalah dalam membayar cicilan. Itu karena saya sebelumnya sudah merasakan Uku-llku menjadi pengusaha sampai kemudian besar. Begitu melebarkan sayap, semua Jadi lebih mudah. Manajemen keuangan saya sudah kuat." katanya.
Berbeda ketika memakai modal seperti kredit tanpa agunan dari bank dalam merintis sebuah usaha, lrdawatl mewanti-wanti. Jika manajemen keuangan lemah, tentu akan membuat usaha ambruk dan sulit membayar cicilan kredit. Akan lebih balk jika dalam merintis usaha menggunakan modal sendiri. Hal itu dapat menekan risiko.
Pesan lainnya, bagi yang baru merintis usaha. Jangan pernah menyerah selama menjalani proses. Fokus pada apa yang menjadi bidang usaha dan selalu percaya bahwa barang yang dijual adalah yang terbaik.
Selain Itu. siapkan mental lebih kuat. Biasanya, kata lrdawati, pengusaha baru selalu memikirkan keuntungan [profit) di awal usahanya. Upayakan setiap keuntungan digunakan untuk melengkapi atau menambah stok barang. "Jika stok barang lengkap, pembeli akan semakin banyak datang. Kalau sudah begitu, keuntungan semakin bosar. Barulah mulai menyisihkan keuntungan," katanya.
Kepuasan pelanggan Juga menjadi senjata utama
dalam mendongkrak penjualan. Apalagi konsumen sekarang telah pintar dalam memilih barang. Oleh karenanya, lrdawatl tak mau mengecewakan pelanggan. Caranya dengan mengikuti pelanggan, baik dalam pemesanan produk maupun kecepatan pengiriman barang.
"Lebih baik memuaskan satu pelanggan yang akan memberi tahu ke 10 orang lain, dibandingkan mengecewakan satu pelanggan yang akan memberitahu ke 1.000 orang lain," kata Irdawati.
http://bataviase.co.id
0 comments:
Post a Comment