Memodifikasi Motor Harus Ada Etikanya

Sepeda motor bukanlah hal baru di Indonesia. Mulai yang sederhana hingga yang ekstrem, mudah sekali ditemui di jalan-jalan kota besar di Tanah Air ini. Sayangnya, dalam melakukan modifikasi, para pemilik sepeda motor sering mengabaikan faktor-faktor yang akan menimbulkan dampak negatif, baik bagi kendaraan maupun bagi pengendaranya.

Agar Anda tidak salah kaprah, simak beberapa tips dari Budi UF, salah satu modifikator dari Jatayu Motorsport yang cukup kondang di kalangan bikers Jakarta. Menurut Budi, modifikasi motor itu harus melihat fungsi utama sebagai kendaraan, yaitu tetap aman dan nyaman dikendarai. Modifikasi juga harus mempertimbangkan unsur keselamatan."Oleh karena itu, modifikasi yang benar seharusnya tidak sekadar membuat kendaraan menjadi semakin enak dilihat, tapi juga harus mampu meningkatkan unsur keselamatan, keamanan dan kenyamanan," kata lulusan teknik kimia Universitas Jayabaya angkatan 94 ini.

Pemilik harus mempertimbangkan pula peran utama motor yang akan dimodif. Apakah motor itu untuk pameran, keluar hanya seminggu sekali untuk sekadar kongko bersama teman sehobi, atau malah dipakai harian.Jika keperluannya hanya untuk pameran atau keluar seminggu sekali, sah-sah saja melakukan modifikasi ekstrem. Tapi sebaliknya jika untuk keperluan harian dengan mobilitas tinggi, lebih baik menerapkan modif sederhana.

Karena biker di Tanah Air dinilai oleh Budi kian hari kian cerdas, ia harus selalu mengedepankan inovasi pada modifikasi garapannya. Misalnya menambah kaca pengintip bahan bakar di bagian tangki. Setelah itu menyisipkan engsel plus shock hidrolis agar tangki bisa diangkat dengan mudah. Gunanya untuk memudahkan pemeriksaan bagian mesin yang umumnya terhalang oleh tangki bahan bakar. "Yang penting inovasi itu bersifat fungsional," tandas pria yang kerap menyabet gelar bergengsi di tiap lomba modifikasi sepeda motor ini.

Sumber terkait

0 comments:

Followers