Tradisi Gaun Lingerie

Memasuki abad ke-20, bentuk pakaian dalam bertransformasi menjadi lebih kecil dan ketat. Tidak ada lagi pakaian dalam berlapis-lapis yang membuat sesak. Di tahun 1960-an, produsen-produsen pakaian dalam seperti Frederick’s of Hollywood mulai memberi sentuhan glamour pada lingerie. Industri lingerie semakin berkembang di abad ke-21. Produk dasarnya meliputi celana dalam, bra, gaun tidur, kimono, dan beberapa aksesoris.

Desain lingerie semakin berkembang dari hari ke hari berkat perkembangan teknologi dan penggunaan kain. Para desainer menekankan pada kain-kain yang tampak mewah, penambahan renda dan bordiran, serta penggunaan warna-warna berani. Kaum wanita di seluruh dunia pun mulai mengenal lingerie sebagai fashion item yang penting untuk dimiliki. Entah itu untuk memanjakan diri sendiri atau menyenangkan pasangan.Beberapa jenis lingerie yang umum dimiliki wanita di antaranya adalah gaun pendek bermodel babydoll dengan tali pada bahu. Biasanya, terbuat dari bahan lembut, tipis, bahkan menerawang. Gaun wanita tersebut biasanya dilengkapi kimono tidur dari bahan serupa yang dipakai untuk menghangatkan atau menutupi gaun di luar kamar. Selain itu, ada pula bustier (korset), setelan celana dalam dan bra yang serasi, G-string (jenis celana dalam), stoking dilengkapi garter, kamisol (kaus dalam), dan sebagainya.

Warna-warna yang tersedia untuk lingerie sangat beragam, mulai dari hitam, putih, gading, krem, hingga merah, ungu, biru muda, dan sebagainya. Meski demikian, sebagian besar wanita (dan pasangannya) lebih menggemari warna hitam yang dianggap seksi dan menggoda. Warna kulit dan warna merah menyusul dalam urutan terfavorit. Bahan sutra, satin, dan aplikasi renda juga termasuk pilihan paling populer di antara sekian banyak bahan lingerie.

Sumber - anneahira.com

Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis

0 comments:

Followers