Serba Serbi Coklat



Saat memakan coklat, pernahkah Anda memerhatikan kemasannya? Kalau Anda jeli, ternyata tak semua coklat terbuat dari buah coklat, yang menjadi bahan dasar pembuatan coklat murah.

Coklat yang asli adalah coklat yang dibuat dari biji coklat. Kandungan biji coklat di setiap coklat kemasan berbeda-beda. Ada yang hanya 50-an persen, bahkan ada yang mencapai 70 persen. Kandungan biji coklat ini biasanya tercantum dalam kemasannya.

Bahan lain untuk membuat coklat adalah lemak coklat yang berfungsi untuk memadatkan dan gula untuk membuat rasa manis.

Coklat dengan kandungan biji coklat yang tinggi inilah yang biasanya digunakan oleh koki untuk membuat berbagai kreasi penganan dari coklat.

Selain coklat asli, ada juga coklat yang dibuat dari campuran lemak nabati, sebagai pengganti lemak coklat, yang diberi campuran bubuk coklat sebagai aroma dan gula.

Coklat yang disebut compound chocolate ini adalah coklat yang banyak di pasaran, mengingat harganya lebih murah jika dibandingkan dengan coklat asli. Jika dalam kemasan coklat tertera tulisan coconut oil atau palm oil, inilah yang termasuk compound chocolate.

”Coklat asli akan langsung meleleh di mulut begitu kita makan, sementara compound sebaliknya. Biasanya suka terasa menempel di langit-langit,” kata Louis Tanuhadi, perwakilan dari Coklat Tulip untuk Sekolah Coklat di Jakarta, menjelaskan cara membedakan coklat asli dan bukan.

Coklat dengan kandungan biji coklat tinggi, biasanya di atas 50 persen, biasa juga disebut dark chocolate. Warnanya memang pekat karena tidak ada tambahan bahan lain, kecuali gula dan lemak coklat. Jadi, rasanya memang agak pahit.

Namun, antioksidan yang dikandung biji coklat justru membuat dark chocolate sebenarnya menyehatkan. ”Jadi, kalau ada yang bilang coklat membahayakan bagi kesehatan, bisa dilihat dulu coklatnya terbuat dari apa. Ini yang belum diketahui umumnya masyarakat Indonesia. Coklat yang asli dari buah coklat justru menyehatkan,” kata Louis.

Bagi Anda yang tidak terlalu suka rasa pahit, produsen coklat murah sekarang ini sudah membuat coklat yang dicampur susu (milk chocolate). Warnanya, lebih terang dari dark chocolate.

Ada pula coklat putih (white chocolate) yang tidak dianggap sebagai coklat karena warnanya bukan coklat. Coklat putih ini dibuat dari gula, lemak coklat, dan susu. Terkadang ditambahkan vanili untuk menambah aroma.

Dalam perkembangannya, tak hanya gula dan susu yang menjadi bahan campuran untuk coklat. Ada kacang mede, kismis, karamel, minuman beralkohol, hingga bubuk cabai yang menimbulkan rasa pedas.

Rasa pedas di coklat ini sebenarnya bukan hal baru. Konon, saat coklat ditemukan suku Maya di dataran Amerika Tengah pada abad keenam, lalu berkembang ke suku Aztec di Meksiko (tahun 1200-an), mereka mencampur coklat dengan air dan bubuk cabai. Campuran ini kemudian diaduk untuk menghasilkan minuman berbusa. Suku Maya belum mencampur coklat dengan gula karena saat itu memang belum ditemukan gula.

megapolitan.kompas.com

0 comments:

Followers