Membuat Furniture Built-In

Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, furniture built-in adalah “perabot yang ditanam”. Mengapa disebut sebagai perabot tanam?, karena perabot ini memang dibuat dengan desain dan ukuran yang disesuaikan (dibuat “pas”) dengan ruangan tempat untuk meletakkan perabot tersebut. Sehingga, perabot itu terkesan seperti ditanam didalam ruang.

Memang, jika dilihat dari prosesnya, sebagian orang menilai membuat furniture built-in akan merepotkan, sehingga mereka lebih memilih untuk membeli furniture siap pakai yang banyak ditawarkan toko-toko
furniture antik misalnya.


Kelebihan menggunakan furniture built-in antara lain:


Pertama: Bagi anda yang memiliki rumah dengan luas terbatas, penggunaan furniture built-in merupakan pilihan cerdas untuk memaksimalkan fungsi ruang. Sudut ruang ataupun ruang sisa (misal: ruang bawah tangga) biasanya sulit dimaksimalkan sebagai tempat untuk meletakkan furniture siap pakai, karena ukuran yang tidak standart. Maka, dengan furniture built-in bisa dimaksimalkan fungsinya untuk meletakkan furniture yang ukurannya disesuaikan dengan kondisi ruang.


Kedua: Dengan menggunakan furniture built-in, bisa dipastikan bahwa furniture anda tidak akan ada yang yang menyamai (“desain eksklusif”). Desain anda bisa disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya: desain furniture multifungsi-sofa yang dibawahnya bisa digunakan sebagai tempat penyimpanan, dan masih banyak lagi.


Ketiga: Rumah terlihat rapi, karena furniture seperti menyatu dengan rumah, tidak ada celah antara ruangan dengan furniture, berbeda jika anda menggunakan furniture siap pakai. Apalagi jika anda mendesain furniture yang bisa “menyembunyikan” barang-barang yang ada didalamnya. Sehingga, selain terlihat rapi rumah juga terlihat lebih bersih.
Keempat: Jika anda berencana untuk menjual atau menyewakan rumah anda, maka furniture built-it akan menjadi “nilai tambah” pada rumah anda.

Selain kelebihan-kelebihan di atas, ada beberapa kekurangan dalam menggunakan furniture built-in, antara lain:


Pertama: Membutuhkan waktu yang agak lama dalam proses pengerjaannya, mulai dari desain dan pengukuran (harus seteliti mungkin), pemilihan bahan, pengerjaan, sampai pemasangan.


Kedua: Tidak bisa dirubah posisinya, karena perabot sudah “ditanam” dalam ruang, namun jika anda ingin berganti suasana maka anda bisa mengganti elemen interior lain, misalnya: mengganti gorden, mengganti kain penutup sofa atau karpet, dan lain sebagainya. Selain itu, akan lebih baik jika furniture built-in memiliki model yang lebih simpel dengan warna-warna netral, sehingga jika akan merubah suasana bisa lebih serasi dengan elemen interior lain.


Ketiga: Jika anda berencana pindah rumah, maka furniture built-in tidak bisa anda bawa di rumah anda yang baru, selain perabot sudah “tertanam” dalam ruang, tentunya perabot itu belum tentu sesuai dengan ruang-ruang di rumah baru anda.


Dilihat dari kelebihan dan kekurangan furniture built-in, kami tidak memasukkan harga sebagai bahan pertimbangan. Harga bersifat fleksibel, artinya bisa jadi furniture built-in lebih mahal daripada furniture siap pakai atau bisa jadi sebaliknya. Namun lebih murah daripada
furniture antik. Semua tergantung dari model, kualitas bahan dan proses pengerjaan.


Namun, furniture built-in merupakan alternatif buat anda dalam mengisi interior rumah, sehingga tidak ada salahnya untuk dipertimbangkan.


www.ideanusantara.co.cc

0 comments:

Followers