Sekitar 100 penutup kepala yang kini terbilang langka yang berasal dari berbagai wilayah di
"
Pihaknya yang merupakan Himpunan Pecinta Kain Adati
Pameran unik tersebut digelar sebagai bentuk kepedulian Wastraprema terhadap seni tutup kepala yang kini nyaris punah padahal merupakan salah satu warisan leluhur yang tidak ternilai harganya.
Sementara itu Ketua Penyelenggara Pameran, Hj. Noes Moeljanto Djojomartono, mengatakan, pihaknya prihatin dengan kondisi saat ini di mana tutup kepala adati sudah semakin dilupakan dan ditinggalkan bahkan banyak generasi muda yang sudah tidak mengenalnya.
"Banyak pula di sanggar-sanggar busana, tutup kepala adati sudah dicampuradukkan keasliannya sehingga makin tidak karuan," katanya.
Pihaknya bertekad menyajikan keaslian seni tutup kepala kepada khalayak melalui pameran itu.
"Ini kami kembalikan kepada masyarakat termasuk para desainer agar penggunaannya jangan sembarangan sebab semuanya ada falsafahnya," katanya.
Sejumlah penutup kepala adat yang akan dipamerkan merupakan Barang Langka yang tidak jarang terbuat dari emas asli. Bahkan ada beberapa yang sudah dinyatakan punah seperti tutup kepala asal Nias, Melawai, dan Tanimbar.
Selain itu ada penutup kepala asal Sumatera Barat Pariaman bernama Saluang berbahan kain songket milik kolektor Atitje Aryman. Dipamerkan pula topi toraja dari Sulawesi Selatan berbahan serat daun lontar milik Anjungan Sulawesi Selatan TMII.
Dari Minangkabau dipamerikan penutup kepala bernama saluak deta batimbo kayu berbahan kayu yang ***kir milik kolektor Nian Djoemina.
Sementara dari Kalimantan Timur disajikan kostum & (Jual Properti) topi wanita dayak kenyah berbahan manik-manik dan taring binatang milik Museum Purna Bhakti Pertiwi.
Pameran juga menyajikan tutup kepala asal Lampung bernama siger pepaduan dari tulang bawang berbahan logam sepuh emas milik kolektor Ade Krishna Raga.
Selain itu ada ikat kepala pria untuk upacara yang terbuat dari logam berasal dari Timor milik kolektor Caecil Papadimitrou, tutup kepala penari arja dari Bali yang terbuat dari lempeng logam dan kertas emas, dan songkok manggalayuda yang terbuat dari beludru hitam dan sulam benang emas dari Yogyakarta Pakualaman milik Puro Pakualaman.
"Soal keamanan kami sudah menyiapkan jasa securicor yang menjaga barang-barang tersebut 24 jam nonstop," kata Noes.
vibizdaily.com
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
0 comments:
Post a Comment