Hampir bersamaan, pagi itu, mereka mengeluarkan mesin jahit di teras. Dan tidak berapa lama suara khas mesin jahit pun terdengar di hampir semua rumah tempat jahit kebaya. Kebanyakan profesi jahit kebaya itu mempekerjakan keluarga sendiri, tetapi ada juga yang dikelola dengan tenaga karyawan. Yang menarik, pekerjaan jahit kebaya pengantin itu bukan didominasi kaum hawa, justru sebagian besar adalah kaum pria.
Kendati jumlah warga yang menggeluti bidang jahit kebaya itu relatif banyak, separo lebih, namun tidak menimbulkan persaingan kurang sehat. Mereka bekerja profesional dan mengutamakan kerja sama untuk tetap mempertahankan usaha tempat jahit kebaya di bidang jasa tempat jahit itu.
Menurut Abdul Karim, mereka memiliki keahlian menjahit kebaya pengantin pada bidang kebaya yang berbeda.
Pola kerja sama ini menjadikan mereka tidak saling bersaing. Apalagi mereka memiliki patokan biaya jasa relatif sama, namun untuk pesanan tertentu dikenakan tarif khusus. ''Hari ini saya mengerjakan jas yang dipesan di Pak Ula. Kebetulan dia menerima banyak pesanan sehingga ada yang dikerjakan penjahit lain,'' katanya.
Para
Kemahiran warga dalam merajut benang dengan mesin jahit sudah cukup dikenal masyarakat luas. Pelanggan mereka bukan hanya warga sekitar melainkan dari luar
http://www.suaramerdeka.com/
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
Profesi Penjahit Baju
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment