Ledakan Bom di Mega Kuningan


INILAH.COM, Jakarta – Sembilan hari setelah Pemilu Presiden, Jakarta dihempas bom. Dua tempat strategis jadi sasaran sekaligus. Peristiwa ini menciderai Pemilu 2009 yang diklaim lancar dan aman. Teror ini juga seolah menghapus ucapan selamat Presiden AS Obama kepada SBY atas klaim suksesnya pelaksanaan Pemilu Presiden 2009.

Ledakan bom di kawasan Mega Kuningan jelas menciderai ketenangan Pemilu 2009 yang berjalan lancer dan aman. Karena sejak proses kampanye pemilu legsilatif, pengesahan hasil pemilu legislatif, kampanye pemilu presiden, hingga hari H pencontrengan, stabilitas keamanan di Indonesia relatif aman.

Namun pasca pencontrengan pemilu presiden, teror bom meledak di dua tempat sekaligus, yaitu di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriot, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Menyusul pula ledakan di Muara Angke, Jakarta Utara.

Teror jelas menjadi perhatian serius pemerintahan SBY. Untuk mengetahui kejadian, Menko Polhukam Widodo AS, Kaporli Bambang Hendarso Danuri, hingga Presiden SBY, meluncur ke lokasi kejadian. Kunjungan petinggi negara ini jelas memiliki urgensi. Meski dalam perkembangannya, SBY urung hadir di TKP dengan alasan yang tak jelas.

Betapa tidak? Awal pekan ini, Presiden AS Barack Obama mengapresiasi proses pelaksanaan Pemilu 2009 di Indonesia yang disebutnya sukses. Peristiwa ledakan Mega Kuningan itu pun seolah menghapus ucapan selamat Obama kepada Indonesia dan SBY. Ledakan ini juga meluluhlantahkan klaim petinggi aparat keamanan, mulai dari BIN, kepolisian, maupun pejabat keamanan pemerintah.

Anggota Komisi III DPR yang juga pemerhati intelijen Suripto menilai, ledakan yang terjadi di Kuningan bisa merangsang konflik pihak-pihak yang tidak puas dalam proses Pemilu 2009. “Saya kira, peristiwa ledakan Mega Kuningan bisa merangsang dan mentriger pihak-pihak yang tidak puas dengan proses Pemilu 2009 seperti soal DPT dan tuduhan kecurangan pemilu lainnya,” ujar Suripto kepada INILAH.COM, Jumat (17/7).

Menurut Suripto, peristiwa ledakan Mega Kuningan meruntuhkan klaim yang dilakukan oleh petinggi pejabat keamanan di Indonesia perihal stabilitas keamanan yang selama ini disebu tidak ada masalah. “Petinggi keamanan selama ini mengklaim kondisi aman dan terkendali. Jangan-jangan petinggi keamanan hanya melihat dari kacamata kuda saja,” ujarnya.

Politisi PKS ini menegaskan, membaca keamanan harus secara komprehensif dan dalam konteks yang lebih luas. Menurut dia, situasi kemanan, harus dilihat mulai dari soal kesenjangan sosial, soal terorisme, kejahatan transnasional, illegal logging, dan illegal fishing. “Itu semua saling berkaitan,” tandasnya.

Sementara anggota Komisi I DPR Effendi Choirie mengatakan tidak menutup kemungkinan bom yang meledak di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, terkait dengan Pilpres 2009.

“Bisa saja motifnya politis, yaitu terkait pilpres. Karena ini kan masih dalam suasana pilpres. Kasus seperti ini mungkin saja digunakan sebagai cara untuk memojokkan pihak yang kurang puas terhadap hasil pilpres,” katanya di Jakarta, Jumat (17/7).

Bekas Ketua Fraksi PKB DPR ini menegaskan agar aparat mengungkap siapa pelakunya. Termasuk apakah merupakan jaringan teroris kelompok radikal yang selama ini beroperasi di Indonesia atau ada kelompok lain. “Harus diusut tuntas. Bukan hanya pelakunya yang diburu, tetapi motifnya juga harus diungkap,” katanya.

Pengamat politik internasional CSIS Bantarto Bandaro menilai ucapan selamat Obama terhadap proses pemilu Indonesia dan SBY bentuk apresiasi atas komitmen SBY dalam memerangi terorisme di Indoensia. “Karena memang SBY di mata AS adalah pemimpin yang banyak berjasa memberikan kontribusi perang melawan terorisme. Ini sepertinya yang diharapkan oleh AS kepada SBY dan Indonesia,” katanya.

Ledakan yang terjadi di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriot serta di wilayah Muara Angke pada Jumat (17/7) ini menghapus prestasi pemerintahan SBY yang dinilai mampu mengatasi aksis terorisme. Selain itu, ledakan di berbagai tempat ini juga meruntuhkan klaim petinggi keamanan Indonesia. [P1]



http://pemilu.inilah.com

0 comments:

Followers