Di satu sisi baju (Children Wear) itu harus bisa menampung kegiatan fisik anak yang banyak bergerak sehingga mesti terasa nyaman dikenakan. Di sisi lain desainnya (Children Wear Design) harus bisa menarik minat anak dan orangtua. Ninuk Mardiana Pambudy
”Sulit merancang baju anak (Children Wear Design) yang dapat diterima anak sekaligus diterima orangtuanya sebagai pembuat keputusan. Di situlah tantangannya,” kata Shantica Warman, Merchandising Director PT Trigaya, yang memproduksi Bubble Girl (Children Clothing).
Meskipun si ibu ingin anaknya berpakaian sama seperti dirinya, ternyata anak tidak selalu berpendapat sama. Menurut Shantica, tidak semua anak merasa nyaman dengan bahan yang dipakai untuk busana pesta orang dewasa yang umumnya berbahan renda, satin, shantung, atau sutra duchess dengan payet di mana-mana.
”Dari sisi potongan, bentuk tubuh orang dewasa berbeda dari badan anak-anak. Jadi, tidak gampang mengkloning baju dewasa ke dalam bentuk yang lebih kecil. Lalu, harganya juga menjadi mahal sehingga juga jadi kendala,” tambah Shantica.
Pembuat baju anak Sofie Kid (Children Clothing) juga mengalami hal serupa. Meskipun untuk sementara kerja samanya dengan sebuah perusahaan tekstil besar berhenti karena resesi global, Sofie tetap memproduksi baju anak (Children Wear). Hanya, dia memilih mengeluarkannya saat Lebaran. Lihat Children Wear Clothing dan Wear Design.
Baju-baju tersebut menyandang ciri khas Sofie yang desainer busana orang dewasa. ”Bajunya dibikin untuk anak yang mandiri,” kata Sofie. Maksudnya, baju(Wear Design) itu memakai detail yang mencolok karena konsumen Sofie suka yang ”ramai”.
”Bikin baju anak detailnya banyak, misalnya bunga-bunga yang fun, motif kupu-kupu. Warna tidak bisa asal. Kalau enggak nanti kelihatan tua,” kata Sofie.
Potensi pasar baju anak (Wear Children) sangat besar. Director of Fashion Division PT Mitra Adi Perkasa Tbk, yang antara lain membawahi merek Zara, Next, dan Marks&Spencer (Clothing) yang juga memiliki baju dan aksesori anak, mengatakan, dalam situasi ekonomi saat ini, pelanggan memilih mengurangi belanja baju sendiri daripada belanja baju anak-anak mereka (Wear Children).
Shantica juga berpendapat sama. Justru ketika nilai tukar rupiah merosot saat ini, produk lokal biasanya akan menjadi pilihan pelanggan yang biasa membeli produk impor.
Sumber: cetak.kompas.com
Temukan info lain hanya di Children Wear - Wear Children - Children Clothing - Clothing Children - Wear Design - Children Wear Design - Children Wear Clothing - Clothing dan Children Wear: Children Wear Clothing & Children Wear Design Bandung Jawa Barat hanya di 88db.com
Desain Pakaian Anak
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment