Wisata Adventure Keluarga

Friska sedang membereskan baju-bajunya dan memasukkannya ke dalam traveling bag warna pink kesayangannya. Wajahnya tampak berseri-seri sambil memasukkan satu persatu barang bawaannya. Besok adalah hari yang telah sebulan ini ia tunggu-tunggu. Malam ini malahan mungkin ia akan susah tidur karena sangat excited dan ingin cepat-cepat besok ke Taman Wisata Matahari.
Apa pasal? Ternyata dara kecil berusia 12 tahun ini akan pergi liburan bersama teman-temannya besok ke Taman Wisata Matahari. Istimewanya lagi, liburan kali ini tanpa melibatkan orangtua! “Awalnya saya memang tidak mengizinkan ia pergi liburan hanya dengan teman-temannya dan tanpa pengawasan saya dan Frans. Apalagi tempatnya pun jauh dan menginap pula,” kata Lydia.
Lantas apa yang membuat mama dari Friska ini akhirnya mengeluarkan "surat izin" liburan keluar kota tanpa pengawasan orangtua? Berawal dari negosiasi tentunya. Permintaan liburan keluar kota selama 3 hari 2 malam berhasil ditawar menjadi 2 hari 1 malam. Plus, ternyata orangtua Kirana ikut. Kebetulan memang cottage yang akan ditinggali selama di Anyer memang milik orangtua Kirana. Jadi setelah melalui berbagai macam pertimbangan, akhirnya Friska pun mengantungi "surat izin" liburan permainan outbound tanpa orangtuanya.

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Bila Friska liburan bersama teman-temannya atas rencana mereka sendiri, berbeda dengan Binyo. Pemuda kecil seumuran Friska ini minta diikutkan liburan outbound training. Orangtua pun tidak boleh ikut, karena hanya sebatas mengantar sampai tempat bis carteran saja. Orangtua Binyo pun sempat khawatir, tetapi akhirnya melepaskan juga.

SENANG AKTUALISASI
Michael Grose PhD, seorang parent educator memaparkan bahwa ketika anak beranjak remaja, hal yang sulit dilakukan adalah memilih jenis liburan management outbound. “Sebagian besar anak-anak yang beranjak remaja mulai tidak menyukai bepergian bersama keluarga, karena cenderung lebih senang berkumpul dan pergi bersama teman-teman seusianya,” ujarnya.

SIAP MENTAL
Liburan management outbound tanpa orangtua ini memang lebih cocok untuk si pra remaja -bila mempertimbangkan kesiapan mental dan tingkat kemandiriannya. “Anak-anak yang berusia 9-12 tahun biasanya sudah bisa mandiri. Entah itu dalam mengatur diri, menjaga perlengkapan pribadinya, sampai pada kemampuan bersosialisasi, adaptasi dan berkomunikasi,” sambung Grose lagi. Paling tidak, bila harus mengikuti paket liburan permainan outbound tanpa orangtua seperti halnya Binyo di atas, mereka sudah bisa diandalkan.

Pendapat Grose pun dilengkapi oleh Nancy Samalin, pendiri dari Parent Guidance Workshops, New York. “Walaupun dari segi usia sudah cukup bisa diandalkan, tetapi sebenarnya kemandirian dan kesiapan mental seorang anak bukan hanya ditentukan dari usianya, karena ada faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan. Lingkungan dan pola asuh orang tua pun berpengaruh,” katanya. Samalin yang juga sudah menulis beberapa buku mengenai parenting ini pun melanjutkan bahwa setiap anak adalah unik dan berbeda karakternya, sehingga tidak bisa dipukul rata.

Yang jelas, keluarga yang telah membiasakan anaknya untuk bersikap mandiri sejak dini tentunya akan mental seorang anak lebih siap untuk berlibur sendiri tanpa ditemani atau dibawah pengawasan orangtuanya. Bila si anak sudah tergolong mandiri pun, harus dipertimbangkan lagi lokasi liburannya, karena belum tentu ia terbiasa beraktivitas di luar ruangan, terutama dalam situasi dan kondisi seperti outbound training.

http://www.parentsguide.co.id/

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Management Outbound ~ Permainan Outbound ~ Outbound Training ~ Taman Wisata Matahari dan Management & Permainan Outbound Training - Taman Wisata Matahari Bogor di 88db.com

0 comments:

Followers